Why does it always rain on me? Is it because I lied when I was seventeen..
Why does it always rain on me? Even if the sky is shining, I can't avoid the lightning..
Masih inget dengan lirik lagu di atas? Yup, yang suka Travis pasti bakalan langsung bilang, "great lyric from great band!!!"
Mungkin ini telat (tapi telat lebih baik daripada tidak sama sekali, bukan?), dua tahun lalu (2013) band asal Skotlandia ini ngeluarin albunya yang ketujuh, bertajuk Where You Stand. Setelah jarak 5 tahun setelah album terakhirnya, Ode to J. Smith (2008), Travis akhirnya memutuskan untuk mengeluarkan album lagi.
Oke, review ini mungkin bakalan bias karena ditulis oleh gue yang penggemar berat Travis (gue sempet berencana buat bikin paspor untuk nonton Travis di Singapura sepulang dari Bombana tahun kemarin tapi gue batalin karena ternyata itu adalah H+1 lebaran) dan review ini bakalan 'seadanya' karena pengetahuan gue dalam musik juga gak keren-kerenamat, tapi gak ada salahnya kan bikin review dari album yang gue suka?
Mulai dari cover album ini. Dengan gabungan warna cerah dan kesan alam yang menonjol, ini memberi kesan kalo album ini adalah hal yang fresh jika dibandingkan dengan album sebelumnya (Ode to J. Smith kalo menurut gue album yang kesannya 'dark'). Siluet empat anggota band dari kejauhan dan cakrawala yang menjadi batas langit dan tanah peternakan? Gak ada kata yang bisa mengungkapkan betapa kerennya cover album ini.
Lanjut ke bagian isinya, versi standar album ini berisi 11 lagu yang semuanya baru (yaiyalah!!!). Track pertama adalah Mother. Lagu dimulai dengan petikan gitar yang halus dari Andy Dunlop dan suara Fran Healy untuk kemudian disusul dengan drum yang seketika pendengar bakalan bilang, "Travis is back!". Lirik lagu ini "Once upon a cold and starless night, Saw a vision or a trick of light, We know there's nothing wrong, Days are short, nights are long" juga seperti biasanya, sangat puitis kalo gue bilang, khas Travis.
Moving adalah lagu kedua di album ini. Lagu karya Dougie Payne terisnpirasi dari seringnya dia pindah rumah setiap 6 bulan. Ya, 'pindah' memang menjadi kata yang sangat tidak nyaman. Bertemu hal baru kadang membuat kita khawatir dengan kemisteriusannya. Travis mencoba mengangkatnya lewat lagu ini.
Kalau Sheila On 7 mempunyai lagu yang berisi pesan moral macam 'tidaklah mawar hampiri kumbang' di Untuk Perempuan dan 'tentukan yang utama, yang satu tercipta, kan jadi teman hidup yang setia' di Mari Bercinta, Travis punya pesan itu di lagu ini. "Celebrate, don't be late, Finish what's on your plate, Be the change you wanna see, Seek the truth, set it free".
Pernah ngerasain berdiri di samping orang lain untuk mendapatkan hatinya tetapi dia hadir hanya untuk menyakiti kita? Travis mencoba memberikan pesan positif di lagu Where You Stand untuk terus melakukannya hingga orang yang dikagumi sadar akan kehadiran kita. "I forfeit my time, And wait while you re-make up your mind up, So tell me, If you ever find your flag, Cause I will be right by you where you stand". Lirik yang sangat dalam.
Lagu selanjutnya dibuka dengan betotan bas dari Dougie Payne. "Don't let your heart run out on me, Don't set the horses free, We never laid it on the line, No time, no warning sign". Yups, Warning Sign! Travis mencoba mengakomodasi pasangan yang memberikan tanda bahaya cintanya sudah tak seindah dulu. (Ceile.. Kayak yang ngerti banget sama yang namanya 'cinta')
Another Guy adalah lagu yang berkisah tentang pria yang dikhianati pasangannya, yang dia lihat bersama pria lain. Karena kelewat marahnya, dia tidak menghiraukan pasangannya yang menyesal, bahkan hingga menangis. Dengan melodi gitar yang rendah sepanjang lagu memberikan nuansa horor di lagu ini. Dan, owh hey, coba cek video klipnya yang jalan ceritanya rada 'weird', tapi keren, langka sekali video klip yang direkam secara analog ke dalam VHS.
Di usianya yang hampir menginjak kepala 4 dua tahun lalu, teriakan nada tinggi Fran Healy masih terdengar halus di lagu selanjutnya, Different Room. Lagu ini kalo boleh gue simpulkan tentang cinta yang bertepuk sebelah tangan. Dia meminta penjelasan kepada yang dicintainya apakah merasakan juga hal yang sama. Dan jika jawabannya adalah tidak dia akan membuang jauh-jauh perasaannya ke 'different room'.
Travis mencoba bereksperimen dengan musik di lagu selanjutnya, New Shoes, agak sedikit 'hip-hop' kalo gue bilang. Dasar Travis, sampai sekarang gue masih belum ngerti lagu ini cerita tentang apa. Ini semacam "3 times and you lose" kalo di album The Boy with No Name.
Kesan pop yang kental terasa di lagu "On My Wall". Kisah lagu ini tentang cinta sebelah tangan tetapi versi optimis. Karena dia tahu suatu saat orang yang dia sukai dan dia "terus pajang di dindingnya" bakalan jatuh cinta pada dirinya. Permainan lirik yang bagus!
Satu yang menonjol dari track selanjutnya, Boxes, adalah piano. Lagu ini 'mungkin' bercerita tentang seseorang yang kehilangan arah karena hidup yang tidak sesuai dengan keinginannya. Dia merasa bahwa hatinya sudah kehilangan 'soul' yang terbang entah ke mana.
Travis mencoba menutup album terbarunya dengan lagu terakhirnya, Big Screen, yang terkesan ballad. Lagu ini mengisahkan tentang seseorang yang menganggap bahwa hidup tidak seindah di film yang ditayangkan di 'big screen'. Biarpun begitu, dia tetap mencintai orang yang dia sayangi.
Kesimpulan
Jika dari album sebelumnya, Ode J. Smith, album ini lebih terkesan Travis: Lirik yang puitis nan menawan dan musik yang sederhana. Lima tahun hiatus, Travis mencoba memainkan musik dengan gayanya sendiri, tidak mengikuti arus. Travis agaknya lebih menekankan untuk memberikan musik bagi penggemarnya, bukan memberikan musik untuk mendapatkan penggemar baru dan meninggalkan fans lama. Gue yakin bagi yang sudah mendengarkan album ini dari album pertama bakalan merasa bahwa mereka adalah band yang sama dengan musik yang sama.
0 komentar:
Post a Comment