Gak, soalnya tuh gak susah.. Kan cuma susruh ngitungin jarak gempa bumi dari stasiun kalo dilihat dari seismogram. Udah gitu ada lagi yang suruh gambarin penjalaran gelombang SKS, ScSScS, sma apa lagi ya..
Eh, dia malah asiknya bilang, "Buat kalkulator, Bu!" Omaigat... Haha...
Yang jelas gue sendiri malah gak bisa konsen. Bukan gara-gara terlalu underpressure akibat pengawasnya yang gak murah senyum. Tapi, murni gara-gara ngerasa lucu aja ngeliat muka para pengawas yang sok masam-masam gitu. Gue yakin, pengawas-pengawas itu sebenernya bermuka humoris semua. Mungkin kalo boleh dibilang, pekerjaan menjadi pengawas ujian tuh gak ubahnya sama kayak pemain sinetron antagonis yang matanya melotot dengan backsound suaranya dia, "akan kubunuh dia dan warisannya akan jatuh ke tanganku," sambil mulutnya prengat-prengut.
Kalo gue ada kesempatan buat bikin sinetron, mungkin judul sinetronnya bukan Aladin dan lampu ajaib.. Tapi, "Abi dan Kertas Ujian..." Mungkin pemain utamanya gue sendiri. Dan plotnya gue bikin happy ending dengan gerak lambat, artinya waktu 2 jam ujian sama kayak waktu di film. Kameranya gue pake sudut pandang kamera handycam yang kayak di film Keramat. Isinya tentang gue sendiri yang berusaha mengerjakan ujian dalam waktu dua jam diselingi dengan humor, misalnya pengawas yang suka ngupil, mahasiswa yang contekannya banyak banget, mulai dimasukin dalam hidung, sampai dimasukkin/diinjeksikan ke dalam darah dan disambungkan ke dalam otak, sehingga contekan tidak akan ketahunan. Kalo udah ceritanya seperti ini, mungkin genre filmnya Humor Science Fiction... Wooo....
0 komentar:
Post a Comment