Eh, itu bukan bunyi terompet tahun baru ya, ini kan masih September. Bukan juga bunyi kentut gue, masak sampe tiga kali berturut-turut. Gak mungkin kan? Itu adalah bunyi yang gue dan temen2 takutin selama ini. Yups, gempa!
Kejadian sekitar jam tiga itu memang membuat sebagian yang masih trauma dengan gempa Jogja 2006 kemarin menjadi ketakutan setengah mati. Oke, gue ceritain kronologis kejadiannya di kampus gue..
Jam 3 sore kemarin gue berada dalam perjalanan dari SIC menuju ruang kelas G3. Nyampe sana, ternyata udah pada masuk. Pak Eddy juga udah mulai membuka file powerpontnya yang mau dipresentasikan. Baru gue masuk dan duduk sebentar, gue ma yang lain ngerasain getaran yang agak janggal. Seperti de javu memang. Danas yang emang
Setelah beberapa detik diam tak berkutik, akhirnya semua sadar kalo itu tuh gempa. Sontak, semuanya pada berebut keluar. Karena ruang G3 berada di lantai 3, maka sebagian malah lari menuju tangga. Gue juga sebenernya mo turun, tapi baru nyampe tangga, gempa brenti. Gue pun mengurungkan niat gue.
Kuliah pun dilanjutkan. Selama beberapa menit, di kelas masih ada sedikit kegaduhan. Yah, banyak anak2 yang masih cerita ini-itu. Ada yang sms ma nelpon ortu di kampung halaman, ada juga yang
Selama sejam itu, gue ma yang lain masih dilanda rasa was-was. Belajar geolistrik, tapi mikirnya tumbukan lempeng. Harusnya mikir resistivitas lapisan, malah mikir possibilitas hidup selama satu jam di lantai 3. Gue berasa berada dalam suasana tokoh di film The Final Destination, walaupun belum nonton sih...
Jam 4 kuliah kelar. Semua anak gak ada yang berjalan gontai, mereka cenderung mempercepat langkah untuk segera turun dari tempat 'angker' tersebut...
0 komentar:
Post a Comment